tema: Softskill
I. Latar Belakang
I. Latar Belakang
Didalam persaingan jaman sekarang, kebutuhan tenaga kerja yang profesionalisme yaitu skill atau sebuah kemampuan yang sudah merupakan tuntutan seorang tenaga kerja memiliki skill dan kecerdasan juga emotional yang dapat mendukung di dunia pekerjaan, saat ini saya kuliah dan mendapatkan mata kuliah softskill, yang awalnya menurut saya tidak penting, ternyata softskill merupakan peranan penting untuk dunia kerja nanti.
II.Isi
Dunia kerja percaya bahwa sumber daya
manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran
hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Dunia
pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard
University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard
skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain
(soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya
ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft
skill.
Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.
Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.
Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.
Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.
Konsep tentang soft skill sebenarnya
merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan
istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill
sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan
akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Pentingnya Belajar Softskil
Berikut ini adalah contoh Softskill :
Berikut ini adalah contoh Softskill :
1. kemampuan berkomunikasi
Komunikasi
secara umum didefinisikan sebagai "menanamkan atau pertukaran pikiran,
pendapat, atau informasi melalui pidato, menulis, atau tanda-tanda".
Meskipun ada yang namanya komunikasi satu arah, komunikasi dapat
dirasakan lebih baik sebagai proses dua arah yang di dalamnya ada
pertukaran dan perkembangan pikiran.
Komunikasi adalah dasar yang paling kuat dalam interaksi di setiap lingkungan seperti sekolah, kampus dan sebagainya.
Komunikasi adalah dasar yang paling kuat dalam interaksi di setiap lingkungan seperti sekolah, kampus dan sebagainya.
2.manajemen konflik
sebagai mahasiswa akan sangat diperlukan kemampuan dalam menangani masalah yang sering muncul dalam setiapa aspek kehidupan.
3.kemampuan bekerja sama dengan team
ternyata kemampuan ini sangat besar andilnya dalam lingkungan kerja. Banyak diantara mahasiswa yang cenderung berpikir bisa bekerja sendiri tanpa melibatkan oranglain padahal pemahaman ini sangat salah. Di lingkungan kampus kemampuan ini diasah melalui kerja kelompok.
4.pengambilan keputusan
dalam kondisi yang mendesak kemampuan ini sangat diperlukan. Untuk kondisi tertentu kemampuan ini harus dibuat walaupun terkadang mengesampingkan prosedur atau aturan yang baku yang telah disepakati bersama.
Contohnya dalam bidang kedokteran menyelamatkan ibu atau bayinya.
5. Negoisasi
Negosiasi adalah suatu dialog dimaksudkan untuk menyelesaikan perselisihan, untuk menghasilkan kesepakatan atas tindakan, untuk tawar-menawar untuk keuntungan individual atau kolektif, atau hasil kerajinan untuk memuaskan berbagai kepentingan. Ini adalah metode utama alternatif penyelesaian sengketa.
Dengan tulisan ini setidaknya telah menambah pengetahuan saya tentang pentingnya soft sklill dan berharap hal ini dibaca oleh mahsiswa yang sedang menempuh pendidikannya.
III.Kesimpulan
Softskill merupakan peranan penting bagi kita yang sedang mempelajarinya dan jangan menganggap softskill hal yang tidak penting karena dengan softskill kita mampu mengasah komunikasi dapat mengambil keputusan dan lebih banyak memperoleh kemampuan untuk dunia kerja dan dunia luar.
sumber:
http://putrimeylaniep.blogspot.com/2011/01/pentingnya-memiliki-soft-skill-dalam.html
Wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar